Purbianto (48) petugas dari Puskesmas
Grabag menjelaskan bahwa cara seperti ini menjadi salah satu metode yang sering
digunakan dalam pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (DBD)
mengingat kemarin ada beberapa warga yang terindikasi demam berdarah.
Setelah diadakan musyawarah dengan tokoh masyarakat maka
segera diambil langkah yaitu dengan cara pengasapan atau fogging, pada metode
ini suatu lokasi disemprot dengan insektisida menggunakan mesin. Fogging atau
pengasapan dalam dosis tertentu ini bertujuan memberantas nyamuk dewasa, atau
yang sudah bisa terbang berpindah ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan pengasapan atau fogging.
Pelaksaan pengasapan atau fogging sebaiknya tidak dilakukan per kasus,
seperti yang kerap dilakukan saat ini. Fogging juga sebaiknya dilakukan dalam
jarak 100 meter di sekeliling tempat tinggal penderita DBD. Hal ini
dikarenakan, 100 meter adalah jarak optimal bagi nyamuk DBD untuk berpindah
tempat. Rumah dalam radius 100 meter berpeluang besar terkena virus DBD. Radius
100 meter adalah ketentuan bila hanya terdapat satu korban. Jika korban lebih
dari 3 makan radius bertambah lebih dari 100 meter.
Penyemprotan harus memperhatikan dosis yang tercatat dalam standar
operasional. Bila insektisida terlalu sedikit, maka penyemprotan tidak
memberikan hasil maksimal dan hanya meninggalkan bau minyak tanah yang mengganggu
kenyamanan.Dosis yang tidak tepat juga dikhawatirkan membuat nyamuk resisten
insektisida. Arah angin seringkali luput dari perhatian. Padahal angin yang
akan menyebarkan semprotan insektisida ke seluruh wilayah, dalam radius
tertentu. Angin juga yang membawa nyamuk terbang berpindah menghindari
pestisida. Fogging menyebabkan droplet insektisida dan mematikan bagi nyamuk
dewasa yang kontak langsung. Saat dikeluarkan dari mesin penyemprot, kabut
insektisida akan langsung menyebar sesuai arah angin. Oleh karena itu,
sebaiknya penyemprotan dilakukan sesuai arah angin. Penyemprotan yang melawan
arah angin akan mengenai tubuh penyemprot bukan nyamuk yang menjadi sasaran.
Akibatnya insektisida akan menjadi toksik bagi penyemprot.
Kadus
Kayupuring Kidul Bpk Listiyono (47) mengucapkan terimakasih banyak kepada
Babinsa atas peran serta dan partisipasinya dalam membantu warganya,
beliau berharap kedepan warganya terbebas dari demam berdarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar