Rabu, 02 Maret 2016

Basmi Hama Tikus

Magelang- Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) hama tikus dengan memakai metode pengasapan racun tikus tiran, dilakukan Koramil 20/Salaman Kodim 0705/Magelang. ,Petugas PPL dan kelompok Tani Sido Rahayu Dusun Dilem Desa Kebonrejo Kecamatan Salaman. melaksanakan racun tersebut merupakan bantuan dari Dinas Pertanian Kabupaten Magelang. Rabu (2/3)

Sebanyak 30 kilogram racun tikus jenis sreng serta diakumulasi dengan gropyokan,hampir sekitar 15 hektar dari 50 hektar persawahan yang ada di Dusun Dilem ini diserang hama tikus. Hama yang paling meresahkan para petani yaitu hama tikus yang mempunyai nama latin rattus argentiventer karena sulit diberantas, tikus merupakan binatang yang jera hama yaitu tidak akan memakan umpan beracun yang sama bila ia pernah memakannya. “Perkembangabiakannya pun sangat cepat dalam setahun sepasang induk tikus mampu beranak 1270 ekor, tikus menyerang tanaman padi mulai dari persemaian sampai setelah membentuk biji artinya tikus sangat menyukai daun, batang ,biji dan padi,”kata Widodo, kelompok tani Sido Rahayu Dusun Dilem Desa Kebonrejo. Dia menuturkan para petani di desa kami sudah resah akibat hama tikus
yang menyerang persawahannya, disini hampir 15 hektar tanaman padi mulai diserang hama tikus. “Untuk itu kemarin kami berkoordinasi dengan petugas pengendali orgasme tanaman Kecamatan Salaman dan petunjuknya seperti sekarang ini kami laksanakan yaitu dengan pengasapan racun tikus kelubang atau sarang-sarang tikus, dan dilanjutkan gropyokan apabila tikus tersebut sempat keluar dari lubangnya, Kalau tidak kita kendalikan sejak dini bisa dipastikan para petani di dusun kami ini akan mengalami gagal panen,”paparnya.

Sugiono, Mantri pertanian Kecamatan Salaman mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan hari ini dibagi menjadi 3 kelompok pengasapan,dan diharapkan paling tidak kita sudah menghentikan populasi tikus
tersebut. “Sebenarnya ada banyak cara untuk mengendalikan hama tikus ini,diantaranya dengan teknik budidaya yaitu melakukan penanaman padi secara serentak agar serangan hama tidak mengarah pada beberapa petak saja yang idealnya 20 hektar,”terangnya.

Dikatakan, teknik ini setidaknya sudah dapat mengurangi intensitas serangan hama tikus.teknik biologis yaitu dengan cara membiarkan hewan-hewan predator tikus hidup disekitar arel persawahan, ada juga
cara fisik yaitu dilakukan dengan cara memasang perangkap, ataupun dengan memberi umpan yang sudah ditaburi racun tikus. “Tetapi kali ini yang kita lakukan dengan cara mekanis yaitu gropyokan yang diawali dengan pengasapan racun tikus jenis sreng dilubang atau sarang tikus dan dilanjutkan gropyokan untuk mengantisipasi apabila ada tikus yang sempat lolos,”tambah dia.

Dia berharap semoga dengan teknik ini bisa mengendalikan hama tikus dengan menghentikan populasinya, sehingga para petani disini bisa memetik hasil panennya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar