Magelang-- Sebagai rangkaian kegiatan pelatihan belanegara, Pasi
Intel Kodim 0705/Magelang Kapten Inf I Ketut Kuku Aw memberikan pembekalan Bela Negara kepada
anggota security Taman Wisata Candi Borobudur di Ops Room Kodim 0705/Magelang, Rabu
(23/08).
Diawal pemberian materi radikalisme Kapten Ketut mengatakan, para security dapat menjadi contoh
dalam bersikap, berbuat dan bertindak yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Kapten Inf Ketut juga mengingatkan bahwa sejarah Indonesia
yang ditindas, diperas dan dibelenggu kebebasan hak-haknya oleh penjajah, telah
melahirkan perlawanan di berbagai wilayah Indonesia. Dengan semangat persatuan
dan kesatuan yang kokoh, Bangsa Indonesia kemudian bangkit bersatu padu mengusir
penjajah. Rasa Kebangsaan yang muncul sebenarnya merupakan sublimasi dari
Sumpah Pemuda yang telah menyatukan tekad menjadi bangsa yang kuat, dihormati
dan disegani bangsa-bangsa di dunia. Bangsa Indonesia lahir dari buah persatuan
bangsa yang solid dan kesediaan saling berkorban dalam waktu yang panjang dari
para pendahulu kita .
“Kita jangan sampai lupa sejarah bangsa, karena bila dibiarkan dapat dipastikan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat kita cintai ini akan terpecah pecah, dan pada gilirannya akan memudahkan kekuatan asing masuk ke wilayah kita seperti terjadi pada jaman penjajahan dahulu” ujar Kapten Ketut.
“Kita jangan sampai lupa sejarah bangsa, karena bila dibiarkan dapat dipastikan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat kita cintai ini akan terpecah pecah, dan pada gilirannya akan memudahkan kekuatan asing masuk ke wilayah kita seperti terjadi pada jaman penjajahan dahulu” ujar Kapten Ketut.
Setelah
Indonesia merdeka bukan berarti perjuangan bangsa telah selesai. Berbagai macam
ancaman dan rongrongan terhadap bangsa Indonesia selalu silih berganti. Baik
ancaman dari negara luar maupun rongrongan dari bangsa sendiri.
Saat ini ada dua radikal
yaitu radikal kanan dan kiri. Kedua paham tersebut yang intinya merubah
sesuatu yang mengambil dengan cara kekerasan.
Radikal kanan merupakan gerakan yang mempunyai karateristik fanatik terhadap pendapatnya, dan menganggap kafir bagi yang tidak sepaham dan memaksa kehendak dengan kekerasan. Sedangkan radikal kiri merupakan ajaran yang menghapus hak milik perorangan serta tidak mengakui adanya Tuhan.
Radikal kanan merupakan gerakan yang mempunyai karateristik fanatik terhadap pendapatnya, dan menganggap kafir bagi yang tidak sepaham dan memaksa kehendak dengan kekerasan. Sedangkan radikal kiri merupakan ajaran yang menghapus hak milik perorangan serta tidak mengakui adanya Tuhan.
Berdasar
pengalaman sejarah, maka Kapten Ketut mengingatkan kepada para peserta
pelatihanb bela Negara agar selalu waspada terhadap munculnya kelompok –
kelompook tertentu yang ingin merusak Negara Indonesia.
Situasi
saat ini sudah semakin nyata bahwa ancaman kelompok tertentu berani menampakan
diri. Kelompok yang sudah punya track record sebagai pemberontak dan merupakan
ancaman serius bangi bangsa harus kita sikapi dan kita hadapi demi kelangsungan
dan keselamatan bangsa Indonesia.
KaptenInf
Ketut memberikan contoh beberapa peristiwa ytang dilakukan oleh sekelompok orang
ternyata berdampak besar bagi Negara Indonesia. Kelompok eksrim saat ini tentu
akan memanfaatkan situasi guna mencapia tujuan kelompoknya.
Mengatisipasi
hal tersebut Kapten Ketut meminta sebagai tenaga keamanan hendaknya selalu
mebingkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan – kemungkinan. Sehingga segala
ancaman yang akan timbul dapat dicegah.
“Sebagai
petugas keamanan obyek Candi Borobudur, diharapkan satpam mempunyai naluri
intelijen yang tinggi sehingga mampu mengatasi segala sesuatu yang kemungkinan
muncul” pinta Kapten Ketut. (Hombing)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar