Magelang
(Penerangan Kodim) --- Komandan Kodim 0705/Magelang, Letnan Kolonel Inf Hendra
Purwanasasi, menghadiri peringatan HUT ke 58 Pepabri yang jatuh pada tanggal 12
September di Gedung Prajurit Kodim 0705/Magelang, Selasa (12/09).
Gelaran yang diawali dengan laporan Perwira Upacara,
Kapten (Purn) H. Santoro Sigit tersebut merupakan kegiatan dalam rangka
menyatukan, meningkatkan silaturahmi dan komunikasi antar anggota Pepabri Kota
dan Kabupaten Magelang.
Tampak hadir sesepuh Pepabri Magelang, Letjen TNI (Purn)
Bibit Waluyo, Mayjen TNI (Purn) Kardiono , Mayjen TNI (Purn) Suwahyono Hadi, Mayjen
TNI (Purn) Bambang Sutrisno, Mayjend (Purn) TNI Edi Susanto dan Brigjen (Purn) Raymond.
Selain itu tampak pula , Kol (purn) H Budiharto ketua DPC Pepabri Kabupaten Magelang
dan Kol (Purn) H Tata Atmaja Ketua DPC Pepabri Kota Magelang dan para anggota Pepabri, Perip dan Warakawuri.
Dalam sambutannya Ketua Panitia Kolonel Purn H. Budiharto
mengatakan tahun depan tahun 2018
perpolitikan kita akan diramalkan lagi oleh proses demokrasi yaitu pilkada serentak di propinsi, kabupaten dan kota, presiden dan
pemilu legislatif yang dilaksanakan cara serentak, nampaknya apabila masyarakat kurang waspada terhadap kelompok-kelompok
yang gemar melontarkan ujaran kebencian, bersikap intoleransi dan anut aliran
radikalisme seperti saya sebut di atas, mereka akan dapat peluang dalam upaya
memecah belah bangsa ini dalam wadah nkri berdasarkan Pancasila. Peluang ini akan semakin terbuka apabila
kekuatan politik yang ada ingin memenangkan tanpa moral dan etika politik yang
sehat ;
Lebih lanjut H. Buydiarto mengatakan baru baru ini pemerintah mengeluarkan
peraturan pemerintah Nomor : 2/2017 yaitu melarang berada organisasi
kemasyarakatan yang anti Pancasila. Bagi kita mantan praurit, mantan
bhayangkara yang tetap harus memegang teguh jiwa dan semangat Sapta Marga,
Sumpah Prajurit Dan Tri Brata. Tidak ada pilihan lain yaitu mendukung setiap
upaya siapa saja nama yang ingin menegakkan dan mempertahankan Pancasila sebagai
ideologi dan dasar negara. Sikap ini disampaikan kepada presiden republik
indonesia oleh pimpinan pepabri, pimpinan PP angkatan/ polri serta pimpinan
LVRI yang didukung oleh para senior purnawirawan TNI-Polri pada tanggal 25 juli
2017 di istana negara, untuk lebih tokoh yakin ini sekali lagi saya tekankan
tentang jatidiri orang purnawirawan TNI-Polri, yaitu sebagai pejuang, tidak
mengenal pamrih apapun, teguh dalam diri dalam menyelamatkan bangsa dan negara
ini dari rongrongan pihak manapun .
Untuk dapat mengemban tugas ini, salah satu pemahaman
yang telah saya sampai kepada saudara-saudara adalah apabila tni dan polri dan
keluarga besar tetap satu tidak ada satu kekuatanpun yang dapat memecah-belah
NKRI yang berdasarkan pancasila karena itu, dalam ulang tahun ke-58 ini kita
ngambil tema sebagai berikut "Satu Dalam Jiwa Semangat Sapta Marga, Sumpah
Prajurit Dan Tri Brata Untuk Awal Negara Satu Republik Indonesia" dalam
uraian dahulu saya telah menyinggung masalah pilkada 2018 dan pemilu 2019.
Untuk menghadapi peristiwa politik semacam ini saya.
Sekali lagi memberikan arahan kepada saudara saudara bahwa sebagai lembaga
organisasi pepabri, bersikap netral dalam pilkada pilpres namun sebagai
individu/orang setiap warga pepabri bebas dalam menentukan pilih politiknya,
dengan rambu-rambu tetap demi keutuhan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945. Bahwa saudara saudara sekalian mempunyai kebebasan dalam menentukan pilih
politik mana sesuai dengan perundang-undangan yang ada.
Ada sikap
toleransi dan menghormati siapa yang dipilih oleh rakyat, orang pejuang yang
berpolitik harus bersikap bahwa tujuan politik tidak sekedar mencari kekuasaan,
tetapi yang lebih utama adalah sikap yang mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa, demi tercapainya tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea
ke-4 buka UUD 1945. Demikianlah amanat saya dalam menyambut hari ulang tahun
ke-58 Pepabri ini. kepada semua warga pepabri dimanapun saudara berada saya
sampaikan.
Pada kesempatan ini pula sesepuh Letjen TNI (Purn) Bibit
Waluyo memberikan nasehat, petuah dan himbauan kepada seluruh hadirin untuk
selalu solid dan jangan sampai luntur sikap dan jiwa nasionalismenya.
Acara diakhiri dengan pemotongan tumpeng oleh sesepuh dan
selanjutnya melaksanakan ramah tamah dan hiburan organ tunggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar