Pakis(pendimmgl) --- Jagung merupakan salah satu hasil bumi andalan di wiulayah Kecamatan
Pakis. Kondisin dan struktur tanah sangat mendukung untuk bercocok tanam
jagung.
Senin, 8 Januari 2018
di Dusun Gayam Desa Daseh, Danramil 08 Pakis, Petugas BPPPK Kecamatan Pakis dan Gapoktan Sumber Rejeki melaksanakan panen
jagung hibrida jenis pioner. Panen dilakukan di lahan jagung milik Kemadi
(49), salah satu anggota Gapoktan Sumber
Rejeki Desa Daseh.
Muntolib , Ketua Gapoktan
Sumber Rejeki Desa Daseh menjelaskan bahwa gapoktan yang dipimpinnya memiliki total lahan seluas luas15 hektar. Lahan
tersebut saat sekarang ditanami jagung hibrida. Dari hasil penimbangan yang
dilakukan bisa diperoleh hasil yang
dalam 1 petak ubinan menghasilkan rata-rata 20,8 kilogram jagung kering panen.
Kabid Tanaman
Pangan Dinas Pertanian Kabupaten
Magelang Ir. H Eko Widi Hermanto ketika dihubungi melalui telepon selulernya
menjelaskan hasil ubinan yang dilakukan di Desa Daseh hasil sangat bagus. Hasil
20,8 kilogram dalam satu petak ubinan itu
merupakan timbangan langsung saat panen, yaitu penimbangan jagung secara utuh,
termasuk janggelnya.
“Secara fisik buah
jagung di Pakis ini memang cukup bagus. Selain besar dan panjang, butiran atau isi jagung juga rapat dan padat” terang Ir.
Eko.
Lebih jauh Eko Widi
menjelaskan bahwa provitas rata – rata jagung di wilayah Kabupaten magelang
adalah 5,8 ton per hektar. Ada beberapa
jenis tanaman jagung yang ada di Magelang diantaranya jagung komposit dan
jagung hibrida. Wilayah yang masih banyak tanaman jagung komposit antara lain
wilayah Kaliangkrik, Kajoran dan Windusari.
Dalam pengelolaan
hasil panen Gapoktan Sumber Rejeki secara bersama-sama dengan gotong royong
antar anggota. Mulai dari pemanenan jagung dari sawah sampai dengan proses
pengeringan jagung siap jual ditangani secara manual tanpa bantuan mesin.
Setiap anggota kelompok tani secara kesadaran membantu anggota lain yang sedang
kebagian panen, karena nantinya pada saatnya akan bergiliran pada seluruh anggota
kelompok tani yang lainya.
Tradisi ini memang
sudah berjalan lama dan berkelanjutan sampai dengan sekarang. Ini merupakan
warisan leluhur nenek moyang dari jama dulu. Kami sekarang masih tetap
mempertahankan tradisi gotong royong ini karena dengan seperti ini semuanya
menjadi ringan.
“Selain itu dengan gotong royong akan memupuk persuadaraan yang
kuat di kalangan kelompok tani”ujar Muntolib.
Saat ini jagung hibrida tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat
setempat, namun hasil panen jagung hibrida sudah dipasarkan di pasar umum, baik
pasar di wilayah Magelang ataupun dipasarkan keluar Magelang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar