Ditambahkan Wadi, selama ini
pemerintah sudah menggelontorkan banyak dana untuk mensukseskan program andalan
tersebut, karena pemerintah tidak ingin masyarakat Indonesia akan terus menerus
ketergantungan dengan negara lain menjadi negara peng import kebutuhan pangan.
“Negara kita ini adalah negara yang subur makmur, namun kurang masimalnya kita
dalam mengelola lahan pertanian maka hal itulah yang terjadi saat ini, yaitu
masih menjadi negara pengimpor bahan pokok pangan,”keluhnya.
Pemerintah sudah berkomitmen serius
untuk menangani tentang program Pajale tersebut tahun 2017 kita harus menjadi
negara berswasembada pangan. “Dalam mendukung program tersebut, Pemerintah tak
segan2 menggandeng TNl melalui MOU guna mensukseskan program
tersebut,”jelasnya.
Wadi menekankan kepada para petani
supaya memantau pemanfaatan Alsintan yang telah diberikan pemerintah kepada
masing-masing kelompok tani. Karena dengan alat tersebut diharapkan akan
efektif waktu masa tanam, tidak terlalu banyak membutuhkan tenaga manusia, dan
yang jelas irit biaya.
Dia juga menghimbau kepada Babinsa,
disamping tugas pokoknya sebagai bintara pembina desa, disampaing tugas
pokoknya sebagai tentara garda terdepan bangsa. “Babinsa juga dituntut
untuk ikut mensukseskan program Pajale, diantaranya ikut memonitor bantuan dari
pemerintah khususnya alsintan, pupuk, dan obat-obat pertanian. “Dengan harapan
bantuan dari pemerintah tersebut tepat sasaran artinya, tidak dimanfaatkan oleh
tengkulak maupun oknum2 yang tidak bertanggung jawab,” tandasnya.
Acara pertemuan rutin selapanan
KTNA ( Kontak Tani Nelayan Andalan) yg diketuai oleh bpk Prajoko yang dihadiri
oleh seluruh ketua kelompok tani se kecamatan Candimulyo kuranv lebih 60 orang
bertempat di balai desa Candimulyo yang juga dihadiri Camat Candimulyo Agung
Nugroho SIP, Kapolsek CDM AKP. Mudiyono SH, Koordinator BPPK CDM Bp Suradjiman
SP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar